Minggu, 10 Januari 2010

TREN AKUNTANSI

Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam accounting Research Monograph No. 5 dengan judul Mega Accountancy Trends, berdasarkan Mega Trendnya 2000-nya Naisbitt, ia merefleksikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut:
1. Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2. Perlunya keterpadauan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3. Perlunya mengedintifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan.
Kemudian untuk mengantisipasi tren diatas maka enthoven menganjurkan penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren tersebut.
a. Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
b. Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
c. Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya.
d. Praktek profesi dan kelembagaan akuntansi.
Trend itu yang dibuat Enthoven ini beranjak dair megatrendnya Naisbitt yaitu:
a. Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global.
b. Dasar pemikiran orang akan beralih dari dari skup jangka pendek ke skup jangka panjang.
c. Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industri ke masyarkat informasi.
d. Struktur organisasi akan berubah dari yang bersifat hierarki dengan inti kekuasaan ke struktur organisasi yang bersifat jaringan atau net working, kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
e. Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari dua pilihan kepilihan banyak.
f. Pertumbuhan ekonomi beralih dari dunia bagian utara ke dunia bagian selatan
g. Keterlibatan politik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipasi.
h. Dari bantuan institusi ke bantuan mandiri.
i. Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke teknologi lunak.
j. Kekuasaan akan beralih dari sentralisasi ke desentralisasi.
Dari ke-10 shift inilah yang dijadikan dasar enthoven untuk memprediksi pengaruh tren itu kedalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
Beberapa Topik Baru Dalam Akuntansi
Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan bidang akuntansi yang menjadi tren diantaranya adalah:
1. Akuntansi internasional atau akuntansi global.
2. Akuntansi islam.
3. Akuntansi sumber daya manusia.
4. Triple entry accounting system.
5. Employee reporting.
6. Value added reporting.
7. Akuntansi perilaku.
8. Multi diciplines paradigma.
9. Akuntansi dan pembangunan berkelanjutan.
10. Efficiency market hypothesis.
11. Krisis akuntansi
Triple entry accounting system
Kalau dahulu kita mengenal single entry dan double entry maka sekarang kita mengenal triple entry. Dalam sistem ini, transaksi dicatat tiga dimensi. Model ini merupakan pengembangan dari double entry bookeeping system. Dalam model ini bukan saja transaksi yang mempengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan pasiva yang dilaporkan tapi juga force atau power yang menyebabkannya, sehingga laporan neraca misalnya menyajikan WEALTH = CAPITAL = FORCE. Triple entry memiliki force account yang mencatat beberapa faktpr antara lain perubahan harga, perubahan jumlah, atau perubahan volume terhadap arus hasil dan biaya.
Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi kepada pembaca khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaaan. Triple entry sistem ini juga menjelaskan margin variance, volume variance, dan efficiency variance. Ketiga model ini akan menghasilkan angka yang sama. Bisa juga mencatat aspek nilai daya beli yang dicatat sehingga pembaca dapat informasi tentang daya beli atau dampak inflasi terhadap perusahaan.
Employee Reporting
Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya employee reporting ini (Purdy dalam belkaoui,1985), adalah sebagai berikut:
a. Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure.
b. Praktek dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan.
c. Munculnya perdebatan tentag demokratis perusahaan.
d. Perkembangan di negara lain akan perlunya informasi dimaksud.
Value Added Reporting
Value Added Reporting (VAR) atau laporan pertambahan nilai berkaitan juga dengan human resources accounting dan employee reorting terutama dalam informasi yang disajikannya. Value added reporting ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan utama, neraca, laba rugi, dan arus kas. Karena semua laporan ini gagal memberikan informasi:
1. Total produktivitas.
2. Share dari setiap stakeholder atau anggota tim yang ikut dalam proses manajemen yaitu: pemegang saham, kreditur, pegawai dan pemerintah (Belkoui, 1995).
VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh pegawai maupun mereka yang berkepentingan lainnya terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi perusahaan .
Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba maka VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan. Karena laba biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh tim yang terlibat dalam kepentingan perusahaan.
Akuntansi Perilaku
Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi akuntasi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyikapinya. Dampak perilaku dari sistem pengawasan, dampak sistem budget terhadap perilaku, dampak sistem desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan, dampak sistem responsibility accounting terhadap perilaku, dan sebagainya. Siegel, ramanauskas, dan markoni (1989) membaginya atas tiga bagian besar:
1. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan penggunaan sistem akuntasi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia.
3. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Multidicipline Paradigma
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan dan keterkaitan yang semakin erat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya. Fenomena ini juga melanda akuntansi.
Akuntansi sebagai sutau sistem informasi membuthkan komputer, information science, dan decision sience. Akhirnya, muncullah ilmu baru seperti decision sience yang sumber formula dan elemen-elemennya berasal dari berbagai ilmu tadi. Decision sience ini merupakan disiplin ilmu baru di Amerika dan bahkan sudah menjadi salah satu jurusan terpopuler di College Of Bussiness. Fenomena ini disebut multidicipline paradigma.
Akuntansi Dan Pembangunan Berkelanjtuan
Dilaksanakannya “Earth Summit” mengingatkan kita pada isu yang sama yang diajukan oleh club of rome tahun 1975 yang lalu yaitu konsep Limit To Growth atau sering juga disebut Zero Growth. Club ini menganggap bahwa kerusakan bumi timbul dari kombinasi dari berbagai faktor yang harus direm perkembangan penduduk, investasi, konsumsi sumber alam, industri, ketidakadilan distribusi pendapatan, pertanian, kehutanan. Perlunya alat ukur untuk memudahkan para pengambil keputusan dalam memanaj masalah pembangunan, lingkungan dan aspek sosial ekonominya.
Efficiency Market Hypothesis
Dalam akuntansi dikenal teori atau hipotesis EMH (Efficiency Market Hypotesis) teori EMH ini menyatakan bahwa “pasar akan menyesuaikan diri dengan setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai saham”. Dalam bahasa penelitian bidang penelitian yang menyangkut soal ini adalah positive accounting theory. Dalam teori ini yang dibahas bukan bagaimana mencatat transaksi, tetapi menyangkut:
a. Melihat hubungan antara pengumuman informasi akuntansi kepada publik dan reaksi pasar terhadap informasi itu yang dilihat dari indikator harga saham di bursa.
b. Melihat pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar.
Fama (1969) menyatakan bahwa da beberapa syarat unutk menciptakan pasar yang efisiensi adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.
b. Semua informasi tersedia secara cuma-cuma bagi semua peserta pasar.
c. Semua sepakat terhadap implikasi informasi saat ini terhadap harga sekarang dan distribusi harga masa yang aka datang dari tiap saham.
Menurut fama informasi ada tiga set informasi:
a. Gerakan harga saham masa lalu.
b. Informasi yang tersedia bagi publik.
c. Seluruh informasi baik uang tersedia bagi publik maupun milik perusahaan.
Ketiga set informasi diatas dapat mempengaruhi harga saham sebagai berikut:
a. Bentuk lemah (weak form) dari efisiensi pasar.
b. Bentuk semi kuat (semistrong) dimana harga saham secara penuh merupakan gambaran dari seluruh informasi yang tersedia kepada publik termasuk harga saham dimasa lalu.
c. Bentuk kuat (strongform) dimana harga saham merupakan gambaran dari seluruh informasi yang ada baik informasi harga saham yang lalu, informasi yang tersedia untuk publik dan informasi lainnya seperti informasi lainnya seperti informasi dari dalam dan informasipribadi lainnya.
Krisis Akuntansi Masa Depan
Krisis akuntansi menurut Lev
Akuntan bukan a good eyesight. Lensa lama tidak akan bisa melihat situasi ekonomi baru. Apalagi jika ingin melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan aktiva tiddak berwujud seperti: ide, merk, cara kerja, goodwill, franchises. Pegawai tidak mengetahui secara akurat berapa sebenarnya kontribusi mereka terhadap perusahaan. Saat ini perusahaan banyak melakukan proyek penelitian untuk pengembangan intangible asset dan akuntansi belum memberikan respon yang baik. Karenanya perlu pemikiran kembali terhadap prinsip akuntansi dan keuangan.
Peringatan Belkaoui
Pada tahun 1989 Belkoui menulis buku yang berjudul The Coming Crisis in Accounting yang membahas krisis akuntansi yang mungkin muncul dari:
a. Profesi akuntan.
b. Kecurangan dalam lingkungan akuntansi.
c. Menurunnya work loaad dalam profesi akuntansi.
d. Iklim organisasi di kantor akuntansi.
e. Problema produksi ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum...