Kamis, 03 Juni 2010

PROFESI AKUNTAN DALAM KEPENTINGAN MASYARAKAT

ANALISIS DAMPAK STAKEHOLDER
I. KEPENTINGAN DASAR STAKEHOLDER
Pada umumnya para stakeholders dan kelompok stakeholder membuat keinginan untuk mengidentifikasi kepentingan yang digunakan untuk menganalisa dan mengambil keputusan pada dimensi etis.
Tiga pokok kepentingan agar pembuat keputusan dapat memperkuat kepentingan stakeholders:
1. Kepentingannya harus dalam keadaan yang baik sebagai hasil keputusan.
2. Keputusan perlu menghasilkan suatu distribusi yang adil, bermanfaat dan membebankan.
3. Keputusan seharusnya tidak menyimpang dari hak, stakeholders, mencakup pembuat keputusan.
Tiga hal yang harus dipenuhi untuk suatu keputusan dalam mempertimbangkan etika :
1. Well - offness Suatu keputusan yang harus menghasilkan manfaat yang lebih disbanding dengan biaya-biaya.
2. Fairness (Kewajaran) Dimana distribusi manfaat dan beban harus adil.
3. Right (Hak) Yaitu suatu keputusan yang diusulkan atau diupayakan agar tidak menyimpang dari hak para stakeholders dan pembuat keputusan.

Kepentingan dasar diatas harus menjadi ukuran yang nyata untuk berhadapan dengan pembuat keputusan. Sebagai contoh, suatu keputusan perlu diusulkan untuk memaksimalkan perbaikan dari semua stakeholder, tawar-menawar seiring menjadi kepentingan para stakeholder.


II. PENGUKURAN DALAM PENGHITUNGAN DAMPAK LABA
Laba adalah tujuan utama atau kepentingan yang ingin dicapai oleh pemegang saham dan laba sangat penting pada kesejahteraan dan survival dari korporasi perusahaan. Pada saat inflasi, laba dimanfaatkan untuk membeli persediaan yang mempunyai harga tinggi.
Laba itu sendiri juga merupakan pengukuran jangka pendek, dan bahwa beberapa dampak penting tidaklah ditangkap dalam penentuan laba. Kedua kondisi-kondisi ini dapat diubah seperti berikut:
 ITEM YANG TIDAK TERMASUK DALAM LABA : TERUKUR SECARA LANGSUNG
Ada dampak aktivitas dan keputusan perusahaan yang tidak termasuk dalam penentuan dari laba perusahaan yang menyebabkan dampak tersebut. Sebagai contoh, ketika perusahaan tercemar, ongkos pembersihan biasanya diserap oleh individu, perusahaan atau pemerintahan kota yang kearah pusat (muara) atau arah memutar. Biaya-biata ini dikenal sebagai hal luar, dan dampaknya dapat diukur secara langsung oleh biaya-biaya pembersihan yang teliti yang dilakukan orang lain.
Dalam pesanan untuk melihat suatu gambaran yang lengkap menyangkut dampak suatu keputusan, kerugian ataulaba dari suatu transaksi harus dimodifikasi oleh hal luar yang dibuat.

 ITEM YANG TIDAK TERMASUK DALAM LABA : TIDAK TERUKUR SECARA LANGSUNG
Hal luar lain ada jika biaya termasuk dalam penentuan dari laba perusahaan tetapi manfaat dinikmati oleh para orang diluar perusahaan. Masalahnya bahwa manfaat tidak dapat diukur secara langsung. Meskipun ada beberapa biaya berdampak negative seperti menderita sakit, orang yang menghirup polusi diukur secara langsung, tetapi mereka harus tercakup dalam penilaian keseluruhan.

MEMBAWA MASA DEPAN MENJADI SEKARANG
Teknik untuk membawa dampak masa depan suatu keputusan kedalam suatu analisa tidaklah sulit. Sering, para eksekutif yang sudah mempelajari cara yang sulit untuk memegang fokusnya pada laba jangka pendek yang akan menolak gagasan termasuk hal luar dalam analisanya. Bagaimanapun, apa yang sedang didukung disini bukanlah bahwa mereka tinggal laba jangka pendek sebagai ukuran tetapi bahwa mereka juga mempertimbangkan dampak yang sekarang dalam hal luar yang mana mempunyai suatu kesempatan yang mempunyai perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagai contoh, biaya-biaya polusi itu akan berubah menjadi bagus dan pembersihan akan menjadi tuntuan. Lagipula, keuntungan memberikan terus kekuatan pada masyarakat dan mengijinkan koperasi untuk menjangkau potensi yang penuh dimasa yang akan datang.

BERKAITAN DENGAN HASIL TIDAK PASTI
Seperti halnya dalam analisa penganggaran modal, perkiraan tidak pasti harus digunakan. Bagaimanapun, suatu cakupan teknik yang penuh telah dikembangkan dalam factor ketidakpastian ini kedalam analisa sutu keputusan yang diusulkan. Sebagai contoh, analisa dapat berdasarkan pada perkiraan terbaik ada tiga kemungkinan (yang paling optimis, pesimistis, dan perkiraan terbaik), atau atas nilai-nilai yang diharapkan berkembang dari suatu simulasi computer, dapat dinyatakan sebagai berikut:
Nilai yang diharapkan = nilai hasil x kemungkinan dari hasil

Dari suatu hasil yang terjadi
Pendekatan baru ini dikenal sebagai analisa resilo manfaat (RBA) dan dapat diterapkan jika hasil resiko adalah lazim didalam rerangka berikut:
Resiko penyesuaian/ = nilai sekarang yg diharapkan - nilai sekarang yg diharapkan
Nilai yang diharapkan dari manfaat yg akan datang pada biaya yg akan datang dari manfaat bersih.

III. MENGIDENTIFIKASI STAKEHOLDERS DAN MENGELOMPOKKAN KEPENTINGANNYA
Pengukuran laba, menambah dengan hal lain yang dipotong pada factor-faktor resiko dari hasil, jauh lebih bermanfaat dalam menaksir keputusan yang diusulkan dibanding laba sendiri. Bagaimanapun, kegunaan dampak analisa stakeholder dan kepentingannya pada suatu penghargaan penuh dari dampak yang signifikan dari tiap-tiap posisi.

PENILAIAN DARI DAMPAK YANG TIDAK TERHITUNG DARI KEPUTUSAN YANG DIUSULKAN
A.) KEWAJARAN ANTAR STAKEHOLDERS
Walaupun harapan dari perlakuan keadilan dalam suatu hak bahwa kelompok dan individu yang seharusnya dapat mengharapkan untuk menerima, diperlakukan sendiri oleh karena itu penting dalam pengambilan keputusan etis. Perhatian untuk perlakuan yang adil telah jelas dalam bukti yang terbaru dimasyarakat dengan isu seperti diskriminansi yang berlawanan terhadap wanita dan berbagai hal lain dalam menyewa, promosi, dan upah.
Kewajaran bukanlah suatu konsep yang mutlak, merupakan bukti yang relatif bahkan distribusi dari beban dan manfaat yang merupakan bagian dari suatu keputusan. Sebagai contoh, bahwa suatu keputusan dapat meningkatkan pajak dengan menimbang tinggi atas pendapatan. Tetapi dilihat secara relatif adil dalam kaitan dengan kapasitas mereka untuk membayar pajak. Reasonabilitas dan perspektif diperlukan untuk menilai kewajaran dengan teliti.

B.) HAK STAKEHOLDERS
Suatu keputusan hanya akan mempertimbangkan etis jika dampaknya tidak menyimpang dengan hak atau dampak stakeholder, dan hak dari orang-orang pembuat keputusan. Pedoman selanjutnya dapat dilihat dalam kasus suatu keputusan dibuat oleh para eksekutif yang berlangganan sering menilai yang mana membuatnya menyalahi buruh anak-anak atau oleh keselamatan pekerja kelas rendah di Negara-negara dunia ketiga. Para eksekutif membuat keputusan bahwa stakeholder dalam hak mereka sendiri. Sebagai contoh, konsumen dan karyawan yang dilindungi dibawah status untuk keselamatan dan kesehatan, sedangkan kedudukan dan martabat cenderung tunduk kepada hukum adab dan latihan suara hati adalah tunduk kepada sanksi public.

TIGA PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENYELURUH, YAITU:
1. Pendekatan 5 pertanyaan
2. Pendekatan standar moral
3. Pendekatan Pastin’s

IV. PERMASALAH UMUM
Hal ini mengacu pada kelalaian penggunaan sumber daya atau asset yang dimiliki bersama secara berlebih. Sebagai contoh, pada umumnya, polusi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dengan cara yang sama jika semua orang dalam suatu bisnis untuk mendukung modal suatu anggaran biaya, atau suatu departemen jasa, yang menjadi hasil bersama untuk overgrazing. Yang dapat dipelajari dari ini adalah pembuat keputusan sering tidak peka terhadap masalah pada umumnya, sehingga tidak aka menunjukkan suatu nilai yang cukup tinggi kepada penggunaan asset atau suatu sumber daya sehingga akan membuat keputusan yang salah.
Kesadaran menyangkut masalah perlu mengkoreksi dan meningkatkan pengambilan keputusan. Jika seorang eksekutif dihadapkan oleh kelebihan penggunann dari suatu sumber daya atau asset, dia akan maju untuk mempekerjakan solusi yang diterapkan pada zaman purba.

MENGEMBANGKAN SUATU TINDAKAN YANG LEBIH ETIS
Salah satu darikeuntungan pengguna adalah suatu kerangka seperti pendekatan 5 pertanyaan, standar moral, pendekatan pastin’s atau pendekatan pada umumnya yaitu aspek tidak etis dari keputusan bisa diterima.
Sebagai contoh, jika suatu keputusan diharapkan untuk menjadi secara tidak wajar bagi kelompok stakeholder tertentu, barangkali keputusan dapat diubah dengan terus meningkatkan kompensasi pada kelompok itu, atau dengan menghapuskan atau menggantikan penyimpangan kata, gambaran, atau tindakan spesifik. Suatu akhir tiap-tiap aplikasi stajeholder berdampak pada analisa yang harus menjadi suatu pencarian spesifik untuk hasil sama-sama untuk.

PERANGKAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS YANG UMUM
Pengalaman telah menunjukkan bahwa ada beberapa perangkap untuk pembuat keputusan tetapi mereka tidak peduli sehingga jatuh berulang-kali :
1. Fokus pada dampak pemegang saham dan laba yang jangka pendek.
2. Fokus pada legalitas.
3. Kewajaran yang terbatas.
4. Limits to rights canvassed.
5. Konflik kepentingan.
6. Interconnectedness dari stakeholders.
7. Kegagalan untuk mengidentifikasi semua grup stakeholder.
8. Menghilangkan pertimbangan well-offness dari, kewajaran, atau kebenaran.

V. RINGKASAN LANGKAH UNTUK SUATU KEPUTUSAN ETIS, YAITU:
1. Identifikasi semua stakeholder kelompok dan kepentingannya.
2. Golongkan stakeholder dan kepentingan mereka, mengidentifikasi yang paling
utama dan menimbangnya lebih dari isu lain dalam analisa.
3. Perkirakanlah dampak dari pengusulan tindakan pada masing-masing kelompok
stakeholder dengan mengenai Well-offnesnya, keadilan dalam perlakuan, dan
suatu dampak atas hak lain. Menggunakan suatu kerangka pertanyaan yang
menyeluruh dan meyakinkan bahwa perangkap yang umum adalah tidak masuk
ke analisa.

LANGKAH-LANGKAH YANG DIURAIKAN OLEH AKUNTANSI AMERIKA ASOSIASI (1993), YAITU :
1. Tentukanlah kenyataanya tentang apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
2. Gambarkanlah isu-isu yang etis.
3. Identifikasi prinsip utama, aturan, nilai-nilai.
4. Tetapkanlah alternatif
5. Bandingkan alternatif dan nilai-nilai
6. Perkirakanlah konsejuensinya
7. Buat kesimpulan.

Ethic Case
Para Perokok Ternyata Berdampak Bagus Bagi Kehidupan Perekonomian – Benarkah Hal Tersebut ?
Para pengacara pendukung anti merokok sedang bergembira pada musim panas tahu 1997 ketika industri tembakau Amerika setuju membayar lebih dari US $ 368.5 milyard untuk menyelesaikan perkara hukum yang dibawa oleh empat puluh Negara bagian yang sedang mencari keringanan terhada biaya pengobatan perokok. Menurut seorang jaksa penuntut dari Negara bagian Mississippi, hal ini merupakan lembaran sejarah baru terhadap kesehatan masyarakat.
Tapi apakah hal ini benar-benar diterapkan dalam kehidupan di masyarakat? Sebagai dasar dari perkara hukum dan permasalah anti tembakau diatas - para perokok dan terlebih pabrik-pabrik tembakau yang ada – menempatkan pajak tambahan kepada para jaksa dengan menambah biaya extra terhadap system penanganan kesehatan masyarakat
Tetapi nampaknya ada sebuah dasar analisis penafsiran terhadap dasar perkara hukum diatas menyarankan bahwa para pihak yang menentang hal ini adalah benar. Pada kenyataannya, para perokok sebenarnya menyelamatkan uang kita karena mereka akan lebih cepat mati, sedikit membutuhkan tunjangan kesehatan, dan dana pension.
Pada tahun 1994, komite gabungan lembaga keuangan dari amerika menunjukkan bahwa rata-rata perokok meninggal lima belas tahun lebih awal daripada non perokok. Jadi dalam hal ini tunjamgan kesehatan para perokok akan berkurang disbanding sebaliknya karena mereka akan meninggal lebih awal dari perkiraan. Semakin lama seseorang hidup, semakin panjang biaya tunjangan kesehatan yang harus diberikan.
Menurut seorang ahli dari universitas Denver, Richard Lamm, rata-rata non perokok mengalami tujuh penyakit dalam hidupnya, beda dengan perokok yang hanya memiliki dua penyakit berat saja. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa para non perokok akan lebih banyak membutuhkan pengeluaran daripada perokok. Tambahan dari Kip Viscusi, ekonom Amerika, sebenarnya secara tidak langsung subsidi tunjanagn kesehatan perokok dialihkan untuk tunjangan non perokok. Semakin para perokok meninggal di usia muda, semkin cepat tunjanagn kesehatannya dicabut. Tapi hal ini dibantah oleh beberapa ahli, dikarenakan jumlah produktifitas yang semakin menurun. Para perokok akan jauh memakan 6 hari sakit daripada non perokok.
Kesimpulannya, perokok sebenarnya telah menjadi sedikit tidak sejahtera ketimbang para non perokok karena tunjangan yang mereka dapatkan sedikit dan mereka lebih cepat meninggal dunia.

1 komentar:

  1. tolong diberikan pengertian tentang TIGA PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENYELURUH, masing2, karena saya cari di internet, tidak ketemu pengertiannya..
    trima kasih sbelumnyaa

    BalasHapus

Assalamualaikum...