Sabtu, 02 Januari 2010

BAB 15 ALK

BAB 15
INFORMASI PASAR DALAM ANALISIS KEUANGAN


INFORMASI pasar (dalam hal ini pasar keuangan) adalah informasi yang berasal dari pasar yang bisa digunakan untuk analisis keuangan. Dalam pasar keuangan yang efisien (informasi tersebar cepat), pasar mencerminkan informasi yang relevan. Dengan demikian informasi dari pasar bisa dimanfaatkan oleh seorang analis keuangan. Sebagai contoh apabila prospek ekonomi membaik, harga-harga saham mempunyai kecenderungan untuk naik. Dengan demikian tanpa melakukan analisis prospek ekonomi secara langsung, seorang analis keuangan bisa memperkirakan prospek ekonomi hanya dengan menganalisis harga-harga saham.
Demikian juga dalam analisis risiko. Analisis bisa langsung menganalisis risiko perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau analisis aliran kas seperti yang dibicarakan pada bab-bab sebelumnya. Alternatif lain adalah dengan menggunakan informasi dari pasar. Berikut ini ringkasan simbol dan arti rating yang dikeluarkan oleh lembaga rating Moody’s dan Standard & Poor’s.
Moody’s Investors Service, Inc
Aaa Kualitas paling tinggi. Pokok pinjaman terjamin dan pembayaran bunga sangat terjamin kelancarannya.
Aa Kualitas tinggi. Mempunyai risiko jangka panjang yang relatif lebih tinggi dibandingkan Aaa.
A Kualitas baik. Banyak investasi yang baik, tetapi ada indikasi bahwa risiko akan naik dalam jangka panjang.
Baa Kualitas menengah. Jaminan tidak terlalu baik, tetapi juga tidak terlalu jelek. Kurang investasi yang sangat baguis, dan bisa dikatakan agak berbau spekulatif.
Ba Spekulatif. Perlindungan terhadap hutang pokok dan pembayaran bunganya reelatif tidak bagus.
B Karakteristik investasi yang bagus relatif kurang. Perlindungan terhadap pinjaman dan pembayaran bunga dalam jangka panjang relatif kecil.
Caa Kualitas jelek. Barangkali bisa bangkrut. Perlindungan terhadap pinjaman dan pembayaran bunga bisa dipertanyakan.
Ca Sangat spakulatif. Emisi obligasi bisa default (tidak terbayar) dan mempunyai banyak kelemahan atau kekurangan.
C Rating paling rendah. Sangat kecil memperoleh investasi yang baik.
Standard & Poors’s Corp
AAA Kualitas paling tinggi. Pinjaman obligasi dan bunganya terjamin baik.
AA Kualitas tinggi. Mempunyai risiko yang lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan AAA
A Kualitas baik. Masih dipertanyakan apabila terjadi kondisi buruk dalam jangka panjang.
BBB Cukup. Kondisi yang jelek bisa mengancam pokok pinjaman atau bunganya.
BB Dipertanyakan. Menghadapi ketidakpastian yang tinggi atau kondisi yang tidak bagus yang bisa mengancam pokok pinjaman atau pembayaran bunganya.
B Spekulatif. Kondisi buruk memungkinkan akan merusak kemampuan membayar pokok pinjaman atau bunganya.
CCC Risiko tinggi. Telah diidentifikasi sebagai rentan terhadap kebangkrutan (tidak mampu membayar pinjaman atau bunganya).
D Dalam proses kebangkrutan.

Misalkan suatu perusahaan sudah di-rating-kan ke dalam salah satu kategori di atas, seorang analis bisa membuat kesimpulan mengenai tingkat risiko perusahaan tersebut.

RISIKO DAN RETURN
Risiko sering diartikan sebagai suatu kejadian buruk yang menimpa kita. Risiko dari konteks di atas adalah penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Semakin tinggi risiko akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan.

PENGUKURAN RETURN (TINGKAT KEUNTUNGAN)
Return biasanya didefinisikan sebagai perubahan nilai antara periode t+1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut. Periode yang digunakan tergantung pertimbangan kita. Kadang-kadang kita menggunakan periode bulanan (satu bulan) atau satu minggu. Dalam hal ini return yang terjadi berarti return bulanan atau return mingguan.

PENGUKURAN RISIKO
Konsep penyimpangan dari hasil yang diharapkan menjadi dasar pengukuran risiko. Teknik statistik standar deviasi bisa digunakan untuk melihat sejauh mana penyimpangan dari suatu hasil yang diharapkan. Dengan demikian teknik standar deviasi bisa dipakai untuk melihat risiko suatu investasi.
Teknik statistik yang lain adalah menghitung koefisien variasi (coefficient of variation) yang merupakan hasil permbagian standar deviasi dengan return yang diharapkan. Variabel varians, standar deviasi dan koefisien variasi merupakan indikator resiko investasi. Risiko mempunyai korelasi positif dengan return yang terjadi. Saham mempunyai return yang paling tinggi dengan risiko yang tinggi pula, sedangkan treasury bills mempunyai risiko dan return yang paling rendah.
Seringkali analis mengalami kesulitan untuk menaksir probabilitas suatu kejadian. Untuk mengatasi kesulitan tersebut kita biasanya menggunakan data historis untuk menghitung return yang diharapkan dan standar deviasi return saham-saham tersebut. Penggunaan semacam itu mengasumsikan bahwa kondisi masa mendatang sama dengan kondisi masa lalu, dengan demikian return dan standar deviasi masa lalu bisa dipakai untuk menaksir return dan risiko masa mendatang.

RISIKO DAN RETURN DALAM KONTEKS PORTOFOLIO

Portofolio bisa diartikan sebagai sekumpulan lebih dari satu aset. Misalkan kita mempunyai empat saham, kita bisa mengatakan bahwa kita mempunyai portofolio saham yang terdiri dari empat saham. Perhitungan return untuk portofolio relatif mudah, tetapi tidak demikian halnya dengan perhitungan risiko portofoliao.
Return portofolio merupkan rata-rata tertimbang dari return individual seperti berikut ini:
Rp = w1 R1 + w2 R2 + ... ... + wN RN
di mana :
Rp = Return portofolio
w1, w2, .. wN = bobot untuk masing-masing investasi
R1, R2, .. RN = Return untuk tiap-tiap alternatif investasi

MODEL INDEKS TUNGGAL DAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL
Model indeks tunggal didasarkan pada pemikiran sebagai berikut ini: pada waktu kondisi perekonomian baik, ada kecenderungan harga-harga saham individual akan membaik pula, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian daripada mengukur return antarsham, kita bisa mengukur korelasi antarsaham dengan cara tidak langsung, yaitu dengan melihat korelasi antara return saham dengan faktor tertentu yang mempengaruhi semua saham (misal kondisi perekonomian). Model semacam itu bisa ditulis sebagai berikut:
Ri = a + βi CF
di mana :
Ri = Return suatu saham
Βi = kepekaan return saham i terhadap faktor bersama (Common Factor)
CF = Common Factor (Faktor Bersama)
Faktor bersama yang sering digunakan adalah return pasar (Market Return, Rm) sehingga model di atas sering dinamakan sebagai market model, dan ditulis sebagai berikut:
Ri = α + βi Rm + ei
Karena menggunakan variabel tunggal, yaitu Rm, sebagai contoh common factor, model tersebut sering juga disebut sebagai model indeks tunggal.
Pengukuran risiko dalam model indeks tunggal dirumuskan sebagai berikut:
ói2 = βi2 óm2 +óerror2
Dengan model indeks tunggal semacam itu, apabila ingin menghitung varians portofoliao, maka tinggal menghitung (2N + 1) parameter (βi dan ói error untuk saham dan varians pasar).
Pada waktu kita membicarakan diversifikasi, kita melihat bahwa diversifikasi sempurna tidak bisa menghilangkan risiko. Risiko yang bisa dihilangkan tersebut disebut sebagai risiko sistematis. Contoh risiko sistematis itu adalah inflasi yang mempunyai efek pada semua saham, bukan hanya pada satu atau dua saham. Perhatikan juga bahwa diversifikasi bisa menghilangkan sebagian besar risiko (varians), dan diversifikasi saham sangat mudah dilakukan. Karena itu risiko yang relevan adalah risiko sistematis, risiko yang bisa didiversifikasikan tidak pantas dihargai. Dengan dasar pemikiran semacam itu, model CAPM diformulasikan sebagai berikut:
Ri = Rf + βi (Rm – Rf)
di mana :
Rf = Return investari bebas risiko
βi = Beta saham i (indikator risiko sistematis)
Rm = Return pasar
Return pasar bisa dihitung melalui return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Return investasi bebas risiko bisa dilihat dari tingkat bunga deposito bank pemerintah, karena diasumsikan bank pemerintah mempunyai perlindungan implisit, sehingga bank pemerintah tidak mungkin bangkrut.
Persamaan diatas juga bisa dibaca sebagai berikut. Return dari suatu saham terdiri dari return bebas risiko ditambah premium risiko, yaitu βi (Rm–Rf). Kalau kita ingin melakukan investasi pada investasi berisiko, maka tingkat keuntungan yang diisyaratkan harus lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan deposito. Premium risiko tergantung dari besar/kecilnya risiko sistematis. Semakin besar risiko sistematis, akan semakin besar tingkat keuntungan yang diisyaratkan.
Beta bisa dihitung dengan formula sebagai berikut:
Βi = Kovarians Ri, Rm / Varians Rm
Kalau kita mempunyai data historis, kita bisa meregres return pasar terhadap return saham seperti dalam model indeks tunggal di muka. Koefisien regresi yang diperoleh merupakan beta saham tersebut.
Beta saham tersebut bisa diinterpretasikan sebagai ukuran kepekaan return saham terhadap return pasar. Apabila beta saham >1, perubahan return pasar sebesar 10% akan mengakibatkan return saham berubah dari 10%. Saham semacam itu disebut sebagai saham agresif, fluktuasi return saham tersebut lebih besar dibandingkan dengan fluktuasi return pasar. Sebaliknya, kalau beta saham <1, perubahan return pasar sebesar 10% akan menyebabkan return saham berubah kurang dari 10%. Saham semacam ini disebut sebagai saham defensif, fluktuasi saham tersebut lebih kecil dibandingkan dengan fluktuasi return pasar.

EFISIENSI PASAR
Apabila kita membicarakan efisiensi pasar, istilah efisiensi di sini mempunyai arti yang sangat spesifik. Biasanya efisiensi sering dikaitkan dengan perbandingan output input, di mana semakin besar perbandingan O/I akan semakin efisien suatu usaha. Efisiensi pasar bermula dari usaha seorang ahli statistik Mauruce Kendall yang berusaha melihat pola pergerakan harga saham dan komoditas.
Informasi baru selalu mengalir ke pasar modal karena ada dua hal:
(1) Analis keuangan yang banyak (dan pintar)
(2) Kompetisi antar para analis
Analis yang banyak dan pintar selalu berusaha mencari informasi yang relevan di pasar modal, yang pada dasarnya selalu berusaha mencari jalan untuk memperoleh keuntungan di pasar modal. Kompetisi antar para analis menjamin kualitas analisis keuangan. Kedua hal tersebut membuat informasi selalu mengalir ke pasar modal.
Ada dua tipe analis yaitu:
1) Analis teknikan (chartist).
Analis teknikal berusaha mencari pola pergerakan harga saham masa lalu. Analis semacam ini sering juga disebut sebagai chartist karena mereka berusaha membuat plot (chart) pergerakan harga saham.
2) Analis fundamental.
Analis fundamental berusaha mencari informasi yang relevan untuk menentukan saham mana yang undervalued (untuk dibeli) serta saham mana yang overvalued (untuk dijual).
Untuk memudahkan analisis, efisiensi pasar modal dibagi menjadi tiga bagian:
(1) Efisiensi bentuk lemah: harga saham mencerminkan informasi masa lampau.
(2) Efisiensi bentuk setengah kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan.
(3) Efisiensi bentuk kuat: harga saham mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan dan informasi yang private (tidak dipublikasikan).
Implikasi yang bisa ditarik dari efisiensi pasar modal adalah pelaku pasar tidak mungkin memperoleh return abnormal (excess return) secara konsisten. Pengujian empiris terhadap validitas efisiensi pasar modal dilakukan untuk menguji implikasi efisiensi pasar tersebut. Dengan kata lain pasar dikatakan efisien dalam:
(1) Bentuk lemah apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi harga masa lalu seperti analisis teknikal tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten,
(2) Bentuk setengah kuat apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi yang dipublikasikan seperti analisis fundamental tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten,
(3) Bentuk kuat apabila strategi investasi dengan menggunakan informasi yang sifatnya publik dan private tidak akan menghasilkan keuntungan abnormal secara konsisten.

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,

    Mudah2an blog ini masih aktif, saya bisa dapatkan tabel perhitungan risiko yang digunakan oleh D&B Rating?

    Wassalam

    BalasHapus

Assalamualaikum...